"Saya mendukung langkah Hanung sebagai sutradara. Karena dia yang bakal menggarap mulai dari proses pembuatan naskah atau skenario hingga syuting di lapangan, sudah seharusnya diberi kepercayaan penuh di dalam memilih pemain," ujar Piet saat ditemui di Gedung Film, Jakarta Timur, Rabu (25/9/2013).
Ditambahkan paman Raffi Ahmad ini, hak prerogatif atau otoritas sutradara jauh lebih besar, jika sudah bicara soal pembuatan karya film. "Itu mutlak hak sutradara. Meski perlu juga mendengar masukan dari pihak produser atau pihak yang melakukan kerjasama."
Dalam sebuah produksi film, menurut pria kelahiran 23 Februari 1951 tersebut, hendaknya memang sutradara diberi peran atau kebebasan mutlak untuk menentukan siapa yang terlibat. Mulai dari pemilihan serta penentuan pemeran utama, pemeran pembantu, kameramen sampai akhir proses editing nanti.
"Yang terpenting, karya filmnya itu kelak bisa dipertanggungjawabkan. Sah-sah saja jika Hanung kemudian menolak intervensi, sekalipun dari pihak produser atau pemilik kerjasama lain," terang aktor langganan peran antagonis ini.
"Sutradara sekaliber Hanung Bramantyo pasti tidak akan main-main atau mempertaruhkan nama besarnya. Apalagi film yang digarap Hanung seorang tokoh besar bangsa Indonesia, sang Proklamator , Bung Karno atau Ir. Soekarno."
Seperti diketahui ihwal perseteruan ini bermula saat pihak Rachmawati tak menyetujui Ario Bayu yang akhirnya dipakai Hanung sebagai pemeran Soekarno. Sebelumnya, putri almarhum Bung Karno tersebut, sempat meminta agar Anjasmara memainkan peran tersebut karena dirasakan lebih cocok atau lebih tepat. (and)
0 Response to "Polemik Film 'Soekarno: Indonesia Merdeka', Piet Pagau; Dukung Langkah Hanung Bramantyo"