Jalan tentunya tidak semua lurus, datar, jalan ada yang berbelok, menurun dan tanjakan. Menaklukan tanjakan bagi sebagian orang adalah hal yang sangat sulit apalagi tanjakannya sangat tinggi bagi pemula yang pertama kali melihat tanjakan yang panjang dan curam, hati langsung kecut. Keraguan segera merebak. Tetapi bagi yang sudah biasa tanjakan dan turunan adalah ibarat lauk dan sayuran yang wajib di santap dalam perjalanan.
Jalan tanjakan tidak akan terlalu bermasalah bila arus lalu lintasnya sedang lancar, Anda tinggal menekan pedal gas, dan tentuya harus selalu berhati-hati akan berbeda situasinya bila arus lalu lintas di jalan tanjakan tersebut sedang rapat padat merayap alias macet, seperti di Jakarta yang sabagian hari dirundung macet atau jalur berbukit (naar boven) Puncak di hari-hari libur. Dimana jarak antar kendaraan yang sedemikian rapat, tentunya menuntut konsentrasi penuh dan kehati-hatian ekstra. Bagaimana tidak stres kurang hati-hati akan menabrak kendaran didepan atau dibelakang.
Berbincang tentang tanjakan, sebenarnya terdapat 2 macam tanjakan, yaitu:
1. Tanjakan landai, mudah dijumpai di jalan-jalan kota besar, seperti Jakarta, Bandung, Medan, dll.2. Tanjakan curam, mudah dijumpai di jalan-jalan daerah pegunungan, seperti Puncak, Batu, dll.
Faktor yang paling berperan dalam sukses tidaknya menaklukkan tanjakan dengan arus lalu lintas rapat padat merayap, yaitu; rem tangan/ hand brake. Selain itu tenaga mesin, kemampuan kopling, rem roda dan bobot kendaraan (total berat: mobil+orang+barang).
Tenaga besar, kopling galak dan rem mantap bukanlah jaminan 100%, bahwa mobil bakal sukses menaklukkan tanjakan, bila cara memainkan rem tangan si pengemudi belum lihai. Akibatnya, tanpa disadari ia terlalu sering memainkan ½ kopling (istilah umum: menggantung kopling) bersamaan saat melepas rem tangan. Jadi tidak heran jika akhirnya mobil kandas di tengah-tengah tanjakkan akibat kopling hangus terbakar. Hal ini tentu makin menyusahkan banyak orang dan lalu lintas akan semakin macet, ditambah lagi kantong bakal terkuras habis untuk membereskannya.
Menanjak dalam kondisi macet dengan memainkan seperdua kopling secara terus-menerus, baik disadari atau tanpa disadari, sangat tidak dianjurkan. Berbahaya, karena kopling bakal cepat panas dan dalam tempo singkat akan hangus terbakar/ jebol. Begitu pula dengan keadaan bobot kendaraan yang terlalu berat. Mesin yang sudah kepayahan bakal ngelitik dan bergetar hebat lalu mati. Karena mati-mati melulu kehabisan tenaga bila dipaksa terus, maka akhirnya kandas juga. Jadi solusinya harus bagaimana dong?
Visual tongkat pemindah gigi, Manual Transmission (MT) dan Automatic Transmission (AT).
Solusinya, yaitu:
1. Memastikan mobil selalu pada tenaga puncaknya dengan memakai gigi 1 atau 2, untuk transmisi manual (MT) dan gigi pada posisi L1, untuk transmisi otomatis (AT).
2. Memainkan rem tangan seefisien mungkin.
3. Menghindarkan pemakaian seperdua kopling pada mobil MT, karena cara ini dapat menghanguskan kopling dalam sekejap, atau menghindarkan gejala kurang tenaga pada mobil AT, karena salah memainkan rem tangan, yang berakibat mobil Anda bergerak melorot saat menanjak.
Ada 2 cara memainkan rem tangan saat mengalami kemacetan di tanjakan, yaitu:
1. Cara lama/ umum: (Ciri utama, rem tangan dilepas dulu)
Untuk MT: Rem tangan berangsur-angsur dilepas bersamaan dengan tapak kaki melepas pedal kopling dulu, sambil tapak kaki lainnya menekan pedal gas, untuk bergerak maju.
Untuk AT: Rem tangan berangsur-angsur dilepas bersamaan dengan tapak kaki menekan pedal gas, untuk bergerak maju.
Kekurangan dari cara ini; perlu konsentrasi tinggi agar timing melepas kopling pas dengan saat melepas rem tangan (melelahkan, perlu jam terbang lama agar lihai), adanya jeda waktu membuat mobil dengan MT mengalami gejala main seperdua kopling (kopling tidak awet), mobil bakal melorot ke bawah dulu bila timing tidak pas (kelihatan norak dan tidak cool sama sekali).
2. Cara baru (lebih cool dan efisien): (Ciri utama, rem tangan ditahan dulu)
Untuk MT: Rem tangan ditahan dulu. Kemudian tapak kaki melepas pedal kopling secara penuh, sambil tapak kaki lainnya menekan pedal gas seperlunya agar mesin tidak mati. Ketika terasa ada sedikit tenaga sentakan mobil akan bergerak maju, barulah rem tangan dilepas.
Untuk AT: Rem tangan ditahan dulu. Kemudian tapak kaki menekan pedal gas sampai terasa ada sedikit tenaga sentakan mobil akan bergerak maju, barulah rem tangan dilepas
Kebaikan dari cara baru ini; mudah dan logis, untuk menguasainya tidak dibutuhkan waktu lama, tidak perlu konsentrasi-konsentrasian (bisa sambil nyanyi-nyanyi kecil, tidak mudah lelah), gejala seperdua kopling hilang (kopling awet), mobil MT atau AT tidak perlu melorot-melorot lagi (kelihatan lebih jago nyetirnya dan lebih cool).
Note:
Rem tangan bukan aksesories. Fungsinya sangat penting, tidak untuk saat parkir saja, melainkan untuk menaklukkan jalan tanjakan dengan kondisi padat merayap.
Mengingat fungsi rem tangan yang sangat penting, maka setelan dan perawatannya harus rajin diperhatikan agar selalu tampil prima.
Ketika naar boven, selalu perhitungkan tenaga mobil terhadap bobot muatan. Usahakan tenaga mobil selalu lebih besar dari bobot muatannya.
Agar mobil selalu bertenaga dan Anda tampil cool saat naar boven, disarankan memakai BBM dengan angka RON (mobil bensin)/ angka CETANE (mobil diesel) level tertinggi, misal Pertamax 95/ Pertamina DEX (Petamina), Performance 95/ Performance Diesel (Total), Super Extra/ Diesel (Shell). Setelah itu boleh kembali lagi memakai BBM lama, misal; premium (RON 88)/ Solar biasa.
0 Response to "Tips Paling Sederhana Menaklukan Tanjakan"